I. PENENTUAN KEBUTUHAN
Merupakan kenyataan bahwa anggaran yg harus
disediakan untuk membiayai kegiatan pelatihan & pengembangan merupakan
beban bagi organisasi. Oleh karena itu perlu adanya jaminan bahwa kegiatan tsb
nyata-sangat-dibutuhkan. Terdapat 3 pihak yg turut terlibat dlm identifikasi
program:
- Satuan organisasi yg mengelola SDM, yg mengidentifikasikan kebutuhan organisasi secara keseluruhan
- Para Manager yg sehari – hari memimpin para karyawan, karena yg paling bertanggung jawab atas keberhasilan / kegagalan dlm divisinya
- Para pegawai yg bersangkutan sendiri
Sumber – sumber innformasi lainnya yg perlu dimanfaatkan:
1.
Perencanaan
karier pegawai yg telah disusun sebelumnya
2.
Daftar
penilaian pelekasanaan pekerjaan
3.
Catatan
tentang produksi
4.
Berbagai
laporan tentang keluhan, keselamatan kerja & statistik kemangkiran
5.
Data
mutasi pegawai
6. Hasil “Exit Interview”
6. Hasil “Exit Interview”
I.
PENENTUAN SASARAN
Berdasarkan analisis akan pelatihan & pengembangan, berbagai sasaran
ditetapkan. Sasaran yg inngin dicapai itu dapat bersifat teknikal ataupun
menyangkut keprilakuan atau kedua – duanya
- Sebagai tolok ukur kelak untuk menentukan berhasil tidaknya program pelatihan & pengembangan.
- Sebagai bahan dalam usaha menentukan langkah selanjutnya seperti isi program & metode pelatihan yg akan digunakan
Kegunaan bagi penyelenggara pelatihan & pengembangan. Bagi para
peserta besar manfaatnya terutama terlihat pada persiapan & usaha yg harus
dilakukan agar memperoleh manfaat yg sebesar – besarnya dari program tsb. Kejelasan
sasaran juga sangat berguna sebagai umpan balik bagi bagian yg mengelola SDM,
baik mengenai programnya maupun pesertanya. Manfaat lain, agar apabila program
sejenis akan diselnggarkan dimasa depan, pihak penyelenggara tdk mengulangi
kesalahan yg sama
II. PENENTUAN
PROGRAM
Dalam program tsb harus jelas diketahui apa yg
ingin dicapai. Salah satu sasaran yg ingin dicapai adalah mengajarkan
keterampilan baru yg belum dimiliki oleh para pekerjanya, padahal diperlukan
dlm pelaksanaan tugas dengan baik. Bahkan sangat mungkin yg diperlukan adalah
perubahan sikap & perilaku dalam pelaksanaan tugas. Dalam hubungan ini,
penting diperhatikan adalah penyelenggaraan program tsb harus memenuhi dua
kepentingan, yaitu:
- Kepentingan organisasi yg tercermin pada peningkatan kemampuan organisasi mencapai tujuannya. Jika tidak, berarti pemborosan telah terjadi
- Kepentingan para pegawai yg mengikuti program tsb, yg apabila tidak dipenuhi akan berakibat pada kurangnya motivasi. Bukan hanya mengikuti program tsb, akan tetapi juga melaksanakan tugas yg dipercayakan kepadanya
III. PRINSIP – PRINSIP BELAJAR
Pada akhirnya, hasil yg dicapai yg dapat
digunakan sebagai tolok ukur tentang tepat tdknya prinsip – prinsip belajar yg
diterapkan dalam suatu program pelatihan & pengembangan. Dengan kata lain,
yg diharapkan terjadi adalah berlangsungnya proses belajar mengajar dengan
cepat karena peserta latihan & pengembangan merasa bahwa prinsip belajar yg
diterapkan tepat. Dikalangan para pakar, prinsip belajar yg layak dipertimbangkan
utk diterapkan berkisar pd lima hal, yaitu:
- Partisipasi: pada umumnya proses belajar berlangsung dengan lebih cepat & pengetahuan/keterampilan yg diperoleh diingat lebih lama. Misalnya; seseorang belajar & menguasai teknik berenang karena partisipasinya waktu belajar
- Repetisi: bahwa sebenarnya semua informasi yg pernah diterima seseorang tersimpan diotaknya. Hanya saja agar dapat digunakan, informasi itu perlu diangkat kepermukaan melalui repetisi (pengulangan)
- Relevansi: kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif apabila bahan yg dipelajari mempunyai relevansi tertentu & mempunyai makna konkret yg apabila dipelajari relevan dengan kebutuhan seseorang
- Pengalihan: pengalihan kemampuan & keterampilan. Pengalihan bisa terjadi karena penerapan teori dalam situasi nyata/karena praktek yg bersifat simulasi. Pengetahuan & keterampilan yg diperoleh dlm simulasi dengan mudah dialihkan dalam dunia nyata. Mis. Seorang calon pilot diruang simulator
- Umpan balik: peserta mengetahui apakah tujuan pelatihan & pengembangan tercapai, baik dalam bentuk pengetahuan baru maupun keterampilan yg belum dimiliki sebelumnya, bahkan juga dalam bentuk terjadi tidaknya perubahan keprilakuan seseorang Untuk kepentingan umpan balik itulah diselenggarakan test / ujian
I. PELAKSANAAN
PROGRAM
Perlu ditekankan bahwa sesungguhnya
penyelenggaraan program tsb bersifat situasional, yg artinya dengan penekanan
& perhitungan kepentingan organisasi & kebutuhan peserta, penerapan
prinsip – prinsip belajar dapat berbeda dalam aplikasi & intensitasnya yg
akan tercermin pd penggunaan teknik – teknik tertentu dalam proses belajar –
mengajar. Oleh karena itu, tepat tidaknya suatu teknik mengajar yg digunakan,
tergantung pd berbagai pertimbangan yg ingin ditonjolkan, seperti:
- Kehematan dalam pembiayaan
- Materi program
- Tersedianya fasilitas tertentu
- Preferensi & kemampuan peserta
- Preferensi & kemampuan pelatih
- Prinsip – prinsip belajar yg ingin diterapkan
Berikut adalah berbagai teknik melatih yg umum dikenal & digunakan
Pelatihan dalam jabatan: penggunaan teknik pelatihan dimana para peserta dilatih langsung ditempatnya bekerja. Sasarannya adalah meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yg sekarang. Dalam praktek, pelatihan ini berlangsung dalam 4 tahap, yaitu:
Pelatihan dalam jabatan: penggunaan teknik pelatihan dimana para peserta dilatih langsung ditempatnya bekerja. Sasarannya adalah meningkatkan kemampuan peserta latihan mengerjakan tugasnya yg sekarang. Dalam praktek, pelatihan ini berlangsung dalam 4 tahap, yaitu:
- Peserta pelatihan memperoleh informasi tentang pekerjaan yg menjadi tanggung jawabnya & hasil yg diharapkan
- Pelatih mendemostrasikan cara yg baik melaksanakan pekerjaan tertentu untuk dicontoh oleh peserta
- Peserta pelatihan disuruh mempraktekkan cara yg baru saja didemonstrasikan oleh pelatih Pegawai menunjukkan kemampuan bekerja menurut cara yg telah dipelajarinya dipersilahkan melakukan pekerjaannya tanpa supervisi meskipun pelatih masih menyediakan dirinya untuk memberikan penjelasan tambahan
Rotasi
pekerjaan: para pegawai dilatih mengerjakan beraneka ragam tugas bisa juga
untuk menjamin kontinuitas kegiatan organisasi jika ada pegawai yg
cuti/berhenti
Sistem magang: sistem ini dapat mengambil 4 bentuk yaitu:
- Seorang pegawai belajar dari pegawai lain yg dianggap lebih berpengalaman & lebih mahir & berpengalaman dalam melaksanakan tugas
- Bentuk kedua adalah coaching, dimana pimpinan mengajarkan cara-cara kerja yg benar & ditiru oleh pegawai yg sedang mengikuti latihan
- Dengan menjadikan seorang pegawai baru sebagai asisten pejabat yg lebih tinggi untuk memahami tugas – tugas orang yg dibantunya
- Penugasan pegawai tertentu untuk duduk dalam berbagai panitia, sehingga dapat juga meningkatkan keterampilan berinteraksi antar manusia
Sistem
ceramah: program ini dianggap sistem paling tua & populer, walaupun palling
tdk efektif, karena:
- Penyelenggaran relatif murah karena bisa diikuti oleh banyak peserta
- Materi dapat dipersiapkan dengan baik & dapat digunakan berulangkali meskipun dengan penyesuaian – penyesuaian tertentu
Pelatihan
vestibule: metode pelatihan untuk meningkatkan keterampilan terutama gy
bersifat teknikal tanpa mengganggu kegiatan sehari – hari, dimana tempat
pelatihan didesain sedemikian mirip dengan tempat kerja
Role – playing method: pelatihan bukan terfokus pada peningkatan keterampilan, melainkan yg menyangkut keprilakuan, tetrutama yg berwujud kemampuan menumbuhkan sikap empati & melihat sesuatu dari kacamata orang lain. Teknik ini sering pula digunakan apabila yg menjadi sasaran ialah peningkatan kemampuan menyelesaikan konflik & melakukan interaksi positif dengan orang lain yg berbeda
Studi kasus: sering digunakan dengan sasaran pokok untuk melatih kemampuan mengambil keputusan / memecahkan masalah dengan meningkatkan kemampuan interpretasi data dan daya nalar. Sistem ini mempunyai 2 makna:
- Peserta pelatihan mempelajari situasi problematik tertentu & cara orang lain mengatasi situasi
- Peserta pelatihan menganalisis sendiri situasi problematik itu & mengambil keputusan tentang cara – cara terbaik untuk mengatasinya
Simulasi:
merupakan suatu bentuk pelatihan dengan menggunakan suatu alat mekanikal yg
identik betul dengan alat yg akan digunakan oleh peserta pelatihan dalam
tugasnya. Sasarannya ialah agar dalam situasi nyata, berbagai keadaan itu
dialami, dapat dikuasai karena telah mengalaminya walaupun dalam simulasi
Pelatihan laboratorium: apabila Manajemen merasa bahwa tukar menukar pengalaman, pemahaman perasaan, perilaku, persepsi & reaksi orang lain dalam berinteraksi dipekerjaan adalah hal penting
Belajar sendiri: dalam teknik ini Organisasi mempersiapkan bahan belajar yg dianggap penting untuk dikuasai oleh para pegawai. Teknik ini digunakan apabila jumlah pegawai tersebar dalam lokasi berbeda & sulit untuk mengumpulkan sekaligus. Tetapi para penyelia tetap memantau, memberikan dorongan & bimbingan dalam hal ini
Apabila dilakukan dengan tepat, berbagai manfaat yg dapat diperoleh:
- Beban bagian pengelola SDM untuk merekrut TeKer baru berkurang yg pada gilirannya mengurangi biaya untuk proses rekrutment & seleksi
- Kebijakan promosi dari dalam dapat berjalan dengan baik
- Para pegawai merasa bahwa berkarya dlm organisasi berarti meniti karir & tidak sekedar cari makan
- Lebih terjaminnya kontinuitas pekerjaan dalam organisasi
- Terwujudnya komitmen yg lebih besar dari para karyawan terhadap organisasi karena keinginan pindah pekerjaan menjadi lebih kecil, karena:
- Perpindahan pegawai pasti selalu terjadi dengan intensitas/frekuensi tdk seragam
- Mobilitas pegawai sukar diramalkan sebelumnya
- Lowongan yg timbul karena perpindahan pegawai perlu diisi baik melalui promosi dari dalam maupun melalui rekrutmen pegawai baru
VI. PENILAIAN PELAKSANAAN PROGRAM
Pelatihan & pengembangan dikatakan berhasil apabila dalam diri
peserta terjadi suatu proses transformasi, yg dapat dinyatakan berlangsung
dengan baik apabila terjadi 2 hal berikut:
1.
Peningkatan
kemampuan dalam melaksanakan tugas
2.
Perubahan
perilaku yg tercermin pada sikap, disiplin & etos kerja
Untuk mengetahui terjadi tidaknya perubahan tsb
tidak hanya dinilai dari segi teknis saja, tetapi dari segi keprilakuan juga. Penilaian
harus diselenggarakan secara sistematik dengan langkah – langkah sbb:
1. Penentuan
kriteria evaluasi ditetapkan bahkan sebelum suatu program pelatihan &
pengembangan diselenggarakan dgn tolok ukur yg jelas berkaitan dengan
peningkatan kemampuan & produktivitas kerja dalam posisi jabatan sekarang
maupun dalam rangka mempersiapkan para pekerja menerima tugas perkerjaan baru dimasa
depan
2. Penyelenggaraan
suatu tes untuk mengetahui tingkat pengetahuan, keterampilan & kemampuan
para pekerja sekarang guna memperoleh informasi tentang program pelatihan &
pengembangan apa yg tepat untuk diselenggarakan
3. Pelaksanaan
ujian pasca pelatihan & pengembangan untuk melihat apakah memang terjadi
transformasi yg diharapkan/tidak & apakah transformasi tsb tercermin dalam
pelaksanaan pekerjaan masing – masingn pegawai
4. Tindak
lanjut yg berkesinambungan. Tidak hanya setelah prorgam selesai, karena hasil
suatu program pelatihan & terutama pengembangan tidak selalu terlihat
dengan segera
Nice Info Jangan Lupa Kunjungi Blog Kami http://sewalaptopsby.blogspot.co.id
BalasHapus