1.
Tahap
Konflik
Yang biasanya terjadi ialah bahwa Manajemen
berusaha sedapat mungkin untuk mencegah masuknya para pekerja menjadi anggota
Serikat Pekerja. Tidak mustahil, para pekerja yang memasuki Serikat Pekerja
dimasukkan dalam daftar hitam. Para Manajemen menolak untuk berhubungan dengan
para wakil Serikat Pekerja yang datang padanya. Manajemen akan berusaha
mengambil langkah agar tidak terjadi pemogokan, bahkan mengirimkan mata -
matanya
2. Tahap
Pengakuan Eksistensi
Dalam tahap ini terdapat tiga pola tindakan
Manajemen terhadap Serikat Pekerja:
a. Apabila
tidak mendapa tekanan kuat dari Pemerintah atau pihak lain, Manajemen akan
menolak memberikan jaminan keberadaan Serikat Pekerja dalam organisasi
b.
Berusaha
untuk mendiskreditkan para pimpinan Serikat Pekerja di mata para karyawan
c. Jika harus
melakukan negosiasi, Manajemen membatasi ruang lingkup negosiasi itu pada
cakupan yg sesempit mungkin
3. Tahap
Negosiasi
Manajemen tetap memandang Serikat Pekerja
sebagai faktor penghalang dalam hubungan kerja antara Manajemen dengan para
pekerja. Hanya saja Manajemen menyadari bahwa kehadiran Serikat Pekerja dalam
organisasi sudah merupakan kenyataan hidup industrial & tidak lagi berusaha
mengahalangi kehadirannya. Jika terjadi pertikaian dengan pekerja, negosiasi
akan cenderung keras, tidak mustahhil Manajemen akan mencari TeKer sementara. Atau,
menyerahkan kegiatan produksi / jasa kepada organisasi lain. Atau, jika kondisi
tsb telah diduga, Manajemen akan menimbun barang – barang produksi untuk dijual. Sikap Serikat Pekerja, berusaha
memupuk rasa antagonisme dikalangan para pekerja & masyarakat luar terhadap
Perusahaan, bahkan menggunakan cara legal
4.
Tahap Akomodatif
Tidak berarti bahwa Manajemen menyukai
kehadiran Serikat Pekerja. Manajemen belum tentu bersedia untuk memberikan
kesempatan kepada pimpinan Serikat Pekerja untuk memperkuat kedudukannya
dikalangan para pekerja. Manajemen menggunakan Serikat Pekerja sebagai saluran
hubungan antara Manajemen dan para Karyawan & tidak lagi memandang Serikat
Pekerja sebagai penghalang. Negosiasi dilakukan atas dasar sikap saling
menghormati, saling dewasa & tidak melakukan usaha – usaha yang mengancam
eksistensi pihak lain. Konflik diselesaikan secara proporsional, rasional,
obyektif & tuntas dengan ,e,perhitungkan kepentingan kedua belah pihak
5.
Tahap Kerjasama
Kerjasama didasarkan pada dua asumsi
1.
Kedua
belah pihak sama – sama memperoleh keuntungan bila organisasi meraih
keberhasilan
2. Para
karyawan berada pada posisi yg memungkinkan mereka mengamati & mengetahui
serta mendeteksi berbagai kelemahan
dalam proses produksi itu serta cara – cara untuk mengatasinya
Hubungan tersebut didasarkan atas berbagai
prinsip:
1.
Saling
menghargai
2.
Saling
menghormati
3.
Saling
mendukung
4.
Berusaha
menempatkan diri pada posisi pihak lain
5.
Melakukan
tindakan yg saling menguntungkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar